Pages

Template Information

Sabtu, 24 November 2012

Jadi Pelajaran Berharga



 
BAI – Pupus sudah harapan Arema untuk merengkuh gelar pertamanya sebelum Indonesia Super League (ISL) 2012-2013 digulirkan pada bulan Januari 2013 men

datang. Mengusung tekad menjadi kampiun, skuadra Singo Edan justru tampil antiklimaks pada perhelatan Trofeo Persija 2012 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, kemarin sore.

Pada turnamen yang disaksikan sekitar 40 ribu penonton tersebut, klub berlogo kepala singa takluk dua kali dalam dua laga berdurasi 45 menit. Kekalahan pertama diderita tim asuhan Rahmad Darmawan (RD) saat melakoni adu penalti kontra Persisam Samarinda. Drama menegangkan tersebut harus dilalui karena selama 45 menit kedua tim bermain imbang tanpa gol.

Sedangkan pada pertandingan kedua kontra tuan rumah Persija, Arema harus mengakui keunggulan tim pujaan JakMania dengan skor tipis 1-2. Alhasil, tim berjuluk Macan Kemayoran tampil sebagai juara turnamen segitiga tersebut lantaran di jam pertama sukses menundukkan Persisam dengan skor 1-0 berkat gol bunuh diri Lancine Kone pada menit ke-26.

Sedangkan Arema yang dua kali menelan kekalahan harus puas sebagai juru kunci dengan torehan satu poin hasil adu penalti. Sesuai aturan Trofeo, Persisam di posisi kedua sebagai pemenang adu penalti mengemas dua poin dan Persija raih enam poin dari dua kali kemenangannya. Bagi tim Singo Edan, hasil buruk ini menjadi pelajaran yang berharga.

“Kelemahan kami adalah pemain tak bisa memainkan tempo dengan baik dan terkesan terburu-buru. Ini menjadi pelajaran bagus buat pemain. Ibarat obat, hasil ini terasa pahit. Semoga kami bisa memperbaiki kinerja sebelum tampil di ISL, 5 Januari mendatang,” terang RD usai pertandingan.

Jika saja lebih tenang, Arema sejatinya berpeluang memenangi laga pertama lawan Persisam. Seperti ancaman pertama Arema lahir dari kaki Engelberd Sani saat babak pertama baru berlangsung lima menit. Berawal dari pergerakan cepat Kayamba Gumbs dari sektor kiri, pemain berusia 40 tahun itu lantas melakukan kerjasama taktis satu dua dengan Greg Nwokolo yang kemudian mengarahkan bola ke kaki Engel.

Dengan sekali sentuhan, winger berdarah Papua itu langsung melepaskan tembakan lob yang nyatanya masih melebar tipis disamping kanan gawang Fauzi Toldo.

Gagal dengan percobaan pertama, penggawa Singo Edan semakin agresif melancarkan serangan guna membongkar benteng pertahanan Pesut Mahakam (julukan Persisam) yang dikomandani Pierre Njanka.

Sejumlah ancaman dilancarkan duet Alberto Goncalvez dan Greg Nwokolo serta tak ketinggalan bek sayap Johan Ahmad Farisi yang naik melakukan overlapping sampai ke area pertahanan lawan. Persisam sendiri bukan tanpa peluang.

Beberapa kali tim besutan Sartono Anwar membahayakan gawang Kurnia Meiga lewat serangan balik sporadis. Satu diantaranya adalah saat Ferdinand Sinaga mengirim umpan matang ke mulut gawang klub berlogo kepala singa pada menit ke-24.
Beruntung tak satupun bomber Pesut Mahakam yang sigap menyambut crossing eks striker Persiwa Wamena itu.

Satu-satunya peluang terbaik yang dimiliki Greg di masa injury time pun mentah karena bola tembakannya menerpa mistar gawang. Skor imbang kacamata (0-0) bertahan hingga wasit meniup peluit panjang. Pertandingan pun harus dilanjutkan dengan drama adu penalti untuk menentukan pemenang.

Pada babak tos-tosan, hanya empat dari lima penendang Singo Edan yang sanggup menuntaskan tugasnya dengan sempurna. Beto, Kayamba, Greg dan Joko Sasongko sukses memperdaya Fauzi Toldo. Hanya Victor Igbonefo saja yang tendangannya mampu diblok kiper lawan.

Alhasil, Arema dipaksa bertekuk lutut lantaran lima algojo Persisam semuanya berhasil mengeksekusi tendangan 12 pas. Meiga gagal mementahkan eksekusi Supriyono, Njanka, Bayu Gatra, Lancine Kone dan Fauzi Toldo.

Menghadapi Macan Kemayoran, RD mulai merombak komposisi skuadnya. Trio penyerangan, yaitu Kayamba, Greg dan Beto masih dimainkan. Begitu pula Victor Igbonefo yang menjadi ‘pesakitan’ saat adu penalti kontra Persisam. Selebihnya, starting line up di 45 menit awal dirotasi. Namun pergantian tersebut seolah tak ada artinya. Egi Melgiansyah dkk tetap kesulitan menampilkan performa terbaiknya.

Baru lima menit laga berlangsung, Ahmad Kurniawan (AK) yang kali ini menggantikan peran adiknya di bawah mistar sudah harus memungut bola dari gawangnya. Dari sektor kiri pertahanan Singo Edan, Anindito sukses melepaskan tembakan bola mati mematikan. Bola sepakan mantan striker Mitra Kukar Tenggarong itu meluncur deras ke sudut tiang jauh sehingga sulit digapai AK sekalipun kiper asal Jakarta itu coba menerjang arah lesatan bola.

Sedangkan gol yang ditunggu-tunggu Aremania akhirnya lahir pada menit ke-37. Bola sundulan Dendi Santoso yang memanfaatkan tendangan sudut Egi Melgiansyah dari sektor kanan pertahanan Persija meluncur mulus melewati garis gawang yang dikawal Andritany. Bola lebih dulu menyusur tanah sehingga melewati sela-sela kaki kiper muda Macan Kemayoran tersebut. Skor pun menjadi imbang 1-1.

Namun, euforia Singo Edan tak berlangsung lama. Lima menit berselang, atau tepatnya pada menit ke-42, tuan rumah mampu menambah keunggulan lewat aksi Rahmat Affandy. Menerima umpan Pedro Javier, mantan bomber Arema itu dengan leluasa melepaskan tembakan karena tak satupun defender menutup pergerakannya.

AK pun tak kuasa menghalau bola yang menghujam deras ke sudut kiri gawangnya. Tak ada lagi tambahan gol tercipta, sehingga Persija makin mengukuhkan gelar jawara di kandang sendiri dengan kemenangan 2-1 atas klub berlogo kepala singa.

0 komentar:

Cari Blog Ini